Friday, May 15, 2020

Pengalaman Mencoba Obat Cacing Alberworm untuk Kucing: Efektifkah?

Baru hari ini obat cacing ini saya cobakan ke kucing-kucing di rumah. Sebelumnya, saya rutin menggunakan obat cacing Drontal. Namun karena jumlah kucing cukup banyak, lama-kelamaan saya mulai berhitung ulang. Dari situlah akhirnya saya sampai pada pilihan obat cacing Alberworm.

Alberworm dikenal sebagai obat cacing spektrum luas. Obat ini dikemas dalam botol plastik berukuran 120 ml, tetapi sayangnya tidak mencantumkan komposisi bahan pada kemasannya. Untuk harga, Alberworm tergolong sangat terjangkau. Saya membelinya secara online dengan harga di bawah Rp30.000. Memang tiap toko memasang harga berbeda-beda, tetapi rata-rata masih di kisaran tersebut.

Dari sisi aturan pakai, dosis yang tertera adalah 2,5 ml untuk setiap 10 kg berat badan. Kita tahu sendiri, kucing jarang sekali mencapai berat 10 kg. Umumnya berat badan kucing dewasa berada di kisaran 4, 5, 6, atau 7 kg. Agar lebih mudah dan akurat, saya menggunakan suntikan 3 ml sebagai alat takar. Untuk kucing dewasa, saya berikan sekitar setengah suntikan, yaitu kurang lebih 1,5 ml per ekor.

Biasanya, saya selalu mengulangi pemberian obat cacing tepat dua minggu setelah dosis pertama. Tujuannya untuk memastikan telur-telur cacing yang mungkin masih tersisa ikut teratasi. Kalau tidak diulang, ada banyak kasus di mana cacing yang sebelumnya masih bertelur kembali menguasai usus kucing. Akibatnya, pengobatan menjadi kurang tuntas dan dalam jangka panjang dikhawatirkan bisa menimbulkan kekebalan pada cacing itu sendiri.

Tentu saja, keputusan untuk mengulang atau tidak kembali ke masing-masing pemilik. Namun dari pengalaman saya, pengulangan dua minggu kemudian memberi hasil yang lebih aman dan optimal. Apalagi jika membayangkan harus memberikan Drontal untuk sekitar 30 ekor kucing dan mengulanginya lagi dua minggu setelahnya, rasanya cukup membuat kantong bolong. Bisa-bisa langsung senyum kecut sambil tertawa sendiri.

Obat Alberworm ini saya berikan sekitar pukul dua siang. Lalu pada malam harinya, sekitar pukul tujuh, kucing-kucing mendapat makan malam seperti biasa. Dari pengamatan sekilas, respons mereka terlihat cukup baik. Nafsu makan tampak lebih lahap dari biasanya. Padahal, sehari-hari mereka memang sudah termasuk doyan makan.

Untuk memastikan apakah benar nafsu makan mereka meningkat, saya sengaja menambahkan porsi makan sekitar setengah dari biasanya. Hasilnya cukup meyakinkan. Dengan kecepatan makan yang sama, porsi yang lebih banyak tetap habis. Bisa dibilang, hasil hari pertama ini “nicely done”. Sejauh pengamatan awal, obatnya tampak bekerja dengan baik.

Besok saya akan melakukan update lanjutan untuk melihat bagaimana dampaknya di hari kedua setelah pemberian obat. Saya akan memperhatikan kondisi umum kucing, nafsu makan, aktivitas, serta perubahan lain yang mungkin muncul.

Catatan penting, tulisan ini murni berdasarkan pengalaman pribadi dan bukan pengganti saran dokter hewan. Setiap kucing memiliki kondisi kesehatan yang berbeda. Jika muncul reaksi yang tidak normal, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga profesional.

Thursday, May 14, 2020

Review makanan Equil

nah, makanan yang satu ini menjadi menu sarapan pus di pagi hari. selama 6 bulan terakhir ini,, mereka tidak omplain mengeni equil, artinya sangat lahab jika diberi equil. hasilnya wlaupun diberikan hanya di pagi hari, ternyata dampaknya pada kucing adalah pup padat, jarang diare, biasanya setelah makan equil, mereka tetiba menjadi sangat energik. selang beberapa  waktu, meerka kembali tidur. 

tapi ini cukup unik, memang secara mafaat kesehatan oke sekali. saya megambil equil hairball, bukan karena agar bulunya bagus, tapi yang ada dan ijual di dekat rumah menag yang jenis hairball. 

setiap kali makan equil, reaksinya sangat menyenangkan, lahab, rebutan (sekalipun tiap kucing sudha punya piring sendiri sendiri), kemudian seteah makan, mereka juga minum biasanya. jadi saya setidaknya tidak perlu khawatir jika kucing kena fus. 

yang paling menyenangkan adalah berat badannya menjadi ideal. jujur, saya tidak suka kucing obesitas. maksimum kuicng 7 kg sudah gendut sekali. biasanya kalau ada yg obese, agak didietkan sedikit. jika equil diberikan sehri tiga kali, kucing tidka pernah bosan, tapi kantong jebol hehehehe. 

review makanan Kucing M*o

sudah sekitar dua tahun ini, mengganti makanan kucing menjadi total dry food. dengan 30 kucing yang makan, mereka memiliki preferensi masing-masing. tetapi untuk makanan, ada makanan yang dapat diterima secara general dan ada beberapa makanan yang kucing bahkan tidak mau mencium. 

sekilas mengenai 30 kucing di rumah. mereka 90% kucing kampung lucu (dari prespektif saya), 10% campuran. biasanya kucing kampugn di rumah memiliki penciuman yang cukup tajam, alias, dryfood yang tidak begitu berbau amis, meerka tidak begitu suka.

namun, ada pakan yang cukup mereka sukai, yaitu M*o, biasanya 3 sak dengan rasa yang berbeda-beda mereka semua suka. pup normal, makan lahab tapi mudah bosan jika tidak segera diganti dengan rasa yang lain. 

tuna-paling favorite, memiliki daya bosan yang tidak tinggi
Gourme, lahab, tapi setelah satu sak, ,mereka malas menghabiskan
fish, luamayan, seperti gourme, mereka lahb. tapi mudah bosan
chicken, kucing kucing paling tidak suka (mungkin karena chickennya kalau tidak keliru ada campuranm sayuran)
salmon, luamyan lahab seperti tuna.

untuk membuat kucing ke berat badan ideal (tidak gemuk sekali, tapi juga tidak kurus sekali) agak membutuhkan porsi yang banyak. jadinya agak boros. telepas dari hal tersebut, kucing pada dasarnya suka dengan rasa rasa yang tersedia di m*o. well, sekian infomasi mengenai dry food yang satu ini. untuk harga sangat bervariasi, karena membeli dalam sak, biasanya lebih murah. tapi memang harganya setiap bulan serign berubah. aneh.. 
semoga kucign teman teman juga sehat selalu. 

FUS Kambuh Setelah 6 Bulan: Pengalaman Bersama Kucing Jantan Obesitas

  Enam bulan setelah FUS pertama, saya menyadari kucing jantan saya mengalami kambuh lagi. Padahal sejak kejadian pertama, saya sudah berus...