Makanan memiliki peran besar dalam menentukan kesehatan kucing dewasa. Dari pengalaman merawat kucing dalam jangka panjang, banyak masalah kesehatan seperti diare berulang, muntah, bulu kusam, hingga kucing mudah lemas ternyata berawal dari makanan yang kurang sesuai. Kucing bisa saja terlihat baik-baik saja karena masih mau makan, padahal tubuhnya sedang beradaptasi dengan nutrisi yang tidak ideal.
Artikel ini disusun sebagai panduan praktis memilih dan mengatur makanan sehat untuk kucing dewasa agar tidak mudah sakit, berdasarkan prinsip nutrisi dasar dan pengalaman lapangan.
Kucing adalah hewan karnivora sejati. Artinya, kebutuhan utamanya adalah protein hewani. Makanan kucing yang sehat harus menjadikan protein sebagai komposisi utama, bukan sekadar pelengkap. Idealnya, protein berada di urutan pertama dalam daftar komposisi, seperti ayam, ikan, atau daging.
Selain protein, kucing juga membutuhkan lemak sehat sebagai sumber energi, vitamin, dan mineral untuk mendukung fungsi organ. Karbohidrat sebenarnya tidak menjadi kebutuhan utama kucing, sehingga jika terlalu tinggi justru bisa membebani pencernaan.
Dalam praktiknya, banyak kucing dewasa yang tampak sering lapar atau kurus padahal makan cukup. Salah satu penyebabnya adalah kualitas makanan yang rendah sehingga kebutuhan nutrisinya tidak benar-benar terpenuhi.
Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul adalah soal dry food dan wet food. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dry food lebih praktis, tahan lama, dan membantu menjaga kesehatan gigi. Namun, kadar airnya rendah sehingga jika hanya mengandalkan dry food, kucing berisiko kurang cairan.
Wet food memiliki kadar air tinggi dan aroma yang lebih kuat sehingga cocok untuk kucing yang susah makan. Dari pengalaman, kombinasi dry food dan wet food sering menjadi pilihan paling aman. Pagi atau siang diberi dry food, malam diberi wet food, dengan tetap menyediakan air bersih setiap saat.
Kesesuaian makanan bisa dilihat dari respons tubuh kucing. Makanan yang cocok biasanya ditandai dengan feses padat dan tidak berbau menyengat, bulu halus dan tidak mudah rontok, nafsu makan stabil, serta aktivitas yang normal. Sebaliknya, jika kucing sering diare, muntah, atau bulu tampak kusam, bisa jadi makanan tersebut tidak cocok meskipun mereknya terkenal.
Banyak pemilik tergoda untuk sering mengganti makanan demi mencoba yang “lebih bagus”. Padahal, pergantian makanan yang terlalu sering justru bisa membuat sistem pencernaan kucing stres. Jika ingin mengganti makanan, lakukan secara bertahap selama 5–7 hari dengan mencampurkan makanan lama dan baru sedikit demi sedikit.
Porsi dan jadwal makan juga berpengaruh besar. Kucing dewasa idealnya diberi makan 2–3 kali sehari dengan porsi terukur. Memberi makan berlebihan tidak membuat kucing lebih sehat, malah berisiko obesitas dan masalah organ dalam. Dari pengalaman, kucing yang makannya teratur justru lebih stabil kesehatannya dibanding yang dibiarkan makan sepuasnya.
Soal makanan murah atau mahal, harga bukan satu-satunya penentu kualitas. Ada makanan lokal dengan harga terjangkau yang tetap memiliki komposisi protein baik. Yang terpenting adalah membaca label dan mengamati reaksi kucing setelah mengonsumsinya. Makanan mahal tapi tidak cocok tetap akan menimbulkan masalah.
Beberapa pemilik juga memberi makanan tambahan seperti ikan rebus atau daging ayam. Ini boleh saja sesekali, tetapi jangan dijadikan menu utama tanpa perhitungan nutrisi. Makanan rumahan tanpa suplemen tambahan sering kali tidak memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral kucing.
Vitamin dan suplemen sebenarnya tidak selalu diperlukan jika kucing mendapatkan makanan seimbang. Dari pengalaman, vitamin lebih dibutuhkan saat kucing dalam masa pemulihan, stres, atau nafsu makan menurun. Memberi vitamin secara berlebihan justru bisa membebani organ tubuh.
Air minum sering kali diabaikan, padahal sangat penting. Kucing yang kurang minum berisiko mengalami gangguan ginjal dan saluran kemih. Pastikan air selalu bersih dan mudah dijangkau. Beberapa kucing lebih suka air mengalir, sehingga water fountain bisa menjadi solusi.
Kesimpulannya, makanan sehat untuk kucing dewasa bukan tentang merek tertentu, tetapi tentang kesesuaian, keseimbangan nutrisi, dan konsistensi. Dengan makanan yang tepat, banyak masalah kesehatan bisa dicegah sejak awal tanpa harus sering ke dokter.