Bagi pemilik kucing, kata “vaksin” kadang terdengar agak menegangkan. Ada yang khawatir kucing jadi lemas, ada juga yang ragu karena kucing terlihat sehat-sehat saja. Padahal, vaksin justru berperan penting untuk membantu tubuh kucing melindungi diri dari penyakit serius.
Vaksin bekerja dengan cara membantu sistem kekebalan kucing mengenali virus tertentu. Jadi ketika suatu saat kucing terpapar penyakit, tubuhnya sudah lebih siap menghadapi. Ini berlaku untuk kucing rumahan maupun kucing outdoor.
Biasanya, vaksin mulai diberikan sejak kucing masih kecil. Anak kucing umumnya mulai divaksin pada usia sekitar 6–8 minggu, lalu dilanjutkan dengan vaksin berikutnya sesuai jadwal. Vaksin ini sering disebut vaksin inti karena melindungi dari penyakit yang cukup umum dan berisiko.
Untuk kucing dewasa yang belum pernah divaksin, vaksin tetap bisa diberikan. Biasanya dimulai dengan vaksin dasar, lalu diikuti booster sesuai anjuran dokter hewan. Jadi, tidak ada istilah terlambat vaksin selama kondisi kucing cukup sehat.
Banyak pemilik kucing bertanya, apakah kucing indoor perlu divaksin. Jawabannya, tetap perlu. Virus bisa terbawa dari luar melalui sepatu, pakaian, atau benda lain tanpa kita sadari. Vaksin membantu memberikan perlindungan tambahan, meski kucing jarang keluar rumah.
Setelah vaksin, sebagian kucing mungkin terlihat lebih tenang, sedikit mengantuk, atau nafsu makannya menurun sementara. Reaksi ini umumnya ringan dan akan membaik dalam satu sampai dua hari. Selama kucing masih mau minum dan tidak menunjukkan gejala berat, kondisi ini biasanya tidak perlu dikhawatirkan.
Yang perlu diperhatikan adalah memastikan kondisi kucing cukup fit sebelum vaksin. Kucing yang sedang sakit, demam, atau stres berat sebaiknya ditunda dulu vaksinnya sampai kondisinya membaik.
Intinya, vaksin adalah bentuk perlindungan jangka panjang untuk kucing. Dengan vaksin yang tepat dan terjadwal, kita membantu kucing menjalani hidup yang lebih sehat dan nyaman.
No comments:
Post a Comment