Setelah pemberian Alberworm pada hari pertama, saya melanjutkan pengamatan dengan lebih teliti untuk melihat dampaknya dalam jangka pendek dan menengah. Fokus utama saya adalah nafsu makan, aktivitas harian, serta kondisi feses kucing-kucing.
Pada hari ke-2, kondisi kucing secara umum terlihat stabil. Tidak ada kucing yang tampak lemas atau menunjukkan reaksi negatif seperti muntah maupun diare. Nafsu makan masih terjaga dengan baik, bahkan beberapa kucing terlihat lebih cepat menghampiri tempat makan dibanding hari-hari sebelumnya. Aktivitas juga cenderung normal, kucing tetap bermain, grooming, dan tidur seperti biasa.
Untuk feses, mulai terlihat perubahan pada beberapa kucing. Ada yang fesesnya sedikit lebih lunak dari biasanya, namun masih dalam batas wajar dan tidak berbau menyengat. Pada satu dua kucing, terlihat sisa cacing mati yang ikut keluar bersama kotoran. Ini menjadi indikasi awal bahwa obat bekerja di dalam saluran pencernaan. Sejauh hari kedua ini, saya menilai respons tubuh kucing terhadap Alberworm cukup baik dan relatif aman.
Memasuki hari ke-14, saya kembali melakukan observasi sebelum memberikan dosis ulang. Secara umum, kondisi kucing terlihat lebih stabil dibandingkan sebelum pengobatan. Nafsu makan konsisten baik, berat badan terasa lebih berisi saat dipegang, dan bulu terlihat sedikit lebih rapi pada beberapa ekor, terutama yang sebelumnya tampak kusam.
Feses kucing pada hari ke-14 juga menunjukkan perbaikan. Teksturnya lebih padat dan jarang ditemukan sisa cacing. Ini menguatkan alasan saya untuk selalu melakukan pengulangan obat cacing dua minggu setelah pemberian pertama. Tujuannya bukan hanya membunuh cacing dewasa, tetapi juga memutus siklus telur cacing yang mungkin baru menetas.
Pada hari ke-14 inilah saya kemudian memberikan dosis ulang Alberworm dengan takaran yang sama seperti sebelumnya. Hingga setelah pemberian ulang, tidak tampak reaksi berat atau gangguan kesehatan berarti. Dari rangkaian pengamatan ini, Alberworm menurut pengalaman saya cukup efektif sebagai obat cacing alternatif, terutama bagi pemilik kucing dalam jumlah banyak dengan pertimbangan biaya.
Sekali lagi, pengalaman ini bersifat personal dan hasilnya bisa berbeda pada setiap kucing, tergantung kondisi tubuh, usia, dan tingkat infestasi cacing.
No comments:
Post a Comment