Apakah anda sering menonton tv sambil mengupdate status di facebook, detik berikutnya menyalakan ipad sambil melirik lagu yang diputar, pada saat yang sama anda menggelar pekerjaan atau PR lengkap dengan laptop? beberapa di antara kita mungkin senang dengan kemampuan melakukan "multi tasking". well, siapa yang tidak. beberapa waktu lalu, muncul penelitian mengenai multi tasking, is it good or bad?
well, menyimak mengenai multi tasking memang menarik, riset terbaru memaparkan bahwa multi tasking tidaklah seefisien yang kita bayangkan, bahkan lebih cenderung merusak kesehatan.
beberapa alasan mendasari riset tersebut.
- sesungguhnya, otak merespon perintah secara bergantian. artinya, ketika kita melakukan dua hal secara bersamaan, sesungguhnya otak hanya melakukan satu hal saja, sedang pekerjaan yang lain hanya bersifat di pause.Apabila kita mengerjakan pekerjaan rumah dan menonton televisi maka otak tidak melakukan kedua hal tersebut bersamaan, melainkan melakukannya secara terpisah.saat kita melihat televisi maka otak mempause kita untuk mengerjakan pekerjaan rumah, sedangkan saat mengerjakan PR, otak kita menswitch secara otomatis menjadi mengerjakan PR dan mempause menonton televisi.
- memperlamban pekerjaan kita. multitasking membuat kita harus bergerak dari pekerjaan satu kepekerjaan lain randomly. Masalah utama adalah otak berfikir secara acak dan mengharuskan adaptasi akibat jumping back from job to job. saat kita sudah beradaptasi dengan mengerjakan PR, kita mengalihkan perhatian pada music. saat kita harus kembali pada PR, dibutuhkan beberapa waktu sampai otak kembali beradaptasi.
- multitasking meningkatkan prosentase kesalahan pada pekerjaan kita. Dua pekerjaan yang dikerjakan dalan satu waktu masih dapat dikerjaan oleh frontal cortex, tetapi tiga pekerjaan atau lebih menyebabkan frontal cortex overhelmed.
- menyebabkan stress. akibat tuntutan untuk tetapi high alert, otak merasa terbebani sehingga menuntun lebih stress. pada keadaan siaga yang berlebihan, otak dipacu dan istirahat menjadi kurang sehingga menyebabkan stress. pada kondisi semacam ini, kemungkinan untuk mengidap tekanan darah tinggi menjadi meningkat.
- memory kita menjadi korban. saat kita melakukan multi tasking, memori jangka pendek kita melemah, beberapa orang mengalami kesulitan mengingat di masa tua akibat kerap melakukan multi tasking. perubahan cepat atas fokus kita dianggap menjadi alasan utama berkurangnya memori jangka pendek
masih banyak hal-hal negatif yang dihasilkan dari multi tasking. multi tasking tidak pernah ada, yang terjadi adalah mempause sementara pekerjaan sebelumnya dan jumping back to other job.
adaptasi dari health.com
Comments
Post a Comment